Riyayan

Shalat Id, silaturrahmi, ketupat, mudik, maaf-maafan, dan -yang nggak begitu penting- pakaian baru. Itulah pernak-pernik Idul Fitri, yang orang Jawa bilang riyayan. Mulai dari kota-kota besar sampai gang buntu merayakannya penuh suka cita.



Suasana di kota biasanya lengang karena para penghuninya berbondong-bondong “boyongan” ke desa, sedangkan di desa ruamai karena ketambahan manusia yang back to basic. Selain itu, wong ndeso punya tradisi keliling ketika hari raya. Mereka blusukan dari rumah ke rumah untuk minta maaf dan menyambung tali silaturrahim. Bagi anak yang berusia “produktif”, hari ini adalah lumbung rejeki bagi mereka, oleh karena itu mereka memanfaatkan tradisi keliling ini. Kalau tuan rumah yang didatangi pas punya banyak rejeki, mereka bisa dapat galak gapil, tapi kalau pas yang biasa-biasa saja mereka Cuma bisa dapat jajan yang disuguhkan. Ya…nayamul lah. Tapi pada intinya, Hari Raya Idul Fitri bukanlah saat untuk ber”wah-wah”, kita harus bisa memanfaatnnya sebaik mungkin untuk mengembalikan diri ke fitrah kita.

Read More…

Berburu Capolista


Siapapun yang memenangkan pertandingan malam ini di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), berhak atas kasta tertinggi Indonesia Super League (ISL). Meski untuk sementara. Baik Persija maupun tim tamu Arema, yang menang akan meraih 22 poin. Meski jumlah poin sama dengan Persela, tapi Arema maupun Persija masih unggul selisih gol.



Hingga pertandingan kedelapan, Persija yang berada di peringkat tiga, surplus 12 gol. Sedangkan Arema di peringkat lima dan bertanding sembilan kali, surplus tujuh gol. Kedua tim sama-sama mengantongi 19 poin. Sedangkan Persela, yang sudah bertanding 11 kali dengan poin 22, hanya surplus lima gol.

Tak heran kalau tensi laga yang bakal disiarkan langsung ANTV, kick off mulai 21.00 WIB, akan semakin tinggi. Apalagi secara tradisi, kedua tim juga sama-sama membawa nama besar dan gengsi sebagai tim papan atas di Indonesia.

Belum lagi dari lima kali pertemuan terakhir, rekor kedua tim sama. Yakni sama-sama sekali menang dan tiga kali seri. Arema terakhir mengalahkan Persija dalam final Copa Indonesia pertama, pada 19 November 2005 dengan skor 4-3. Sementara Persija, terakhir menang saat Ligina XII di Lebakbulus pada 11 Juni 2006 dengan skor 1-0.

Menariknya, kemenangan Arema atas Persija justru dihasilkan di SUGBK, stadion yang nanti malam, bakal dipakai Persija menjamu Arema. Tak heran jika Arema tetap optimis mampu mencetak kemenangan di partai tandang keempat mereka.

Apalagi, dalam tiga partai tandang sebelumnya, Arema selalu membawa pulang tiga poin. Yakni saat dijamu Persita, Persijap dan terakhir Persitara Jakarta Utara.
Hanya saja, dalam laga nanti malam, kondisi Arema tidak terlalu bagus. Skuad berjuluk Singo Edan ini, baru saja mengalami kekalahan menyakitkan 1-2 dari Bontang PKT di Stadion Kanjuruhan.

Bahkan dampak dari kekalahan tersebut, Manajer Arema, Ekoyono Hartono diskorsing enam bulan dan kiper muda Arema, Meiga Kurnia, diskorsing satu tahun.
Plus kartu merah untuk Emile Bertrand Mbamba dan kartu kuning untuk Hendra Ridwan. Keduanya dipastikan absen saat dijamu Persija.

Terlepas dari adanya kartu titipan atau tidak, namun absennya dua pemain itu, membuat pelatih Gusnul Yakin harus memutar otak. Termasuk merubah formasi dari 4-4-2 menjadi 4-5-1.

Pola permainan yang cenderung defensive itu, tidak lepas dari mandulnya dua striker lokal Arema. I Komang Mariawan dan Ali Usman. Selain itu, Arema juga mengantisipasi kecepatan yang dimiliki pemain-pemain Persija.

‘’Kita harus waspada dengan kecepatan dan skill individu pemain Persija yang sangat bagus. Jelas, kita tidak boleh lengah. Apalagi, Persija punya rekor bagus saat main di kandang,’’ ujar Gusnul Yakin, kemarin.

Karenanya, alternatif dengan memperkuat lini tengah, dianggap Gusnul sebagai cara terbaik untuk meredam serangan Persija. Termasuk mengantisipasi serangan gelombang, yang biasa dilakukan anak asuh Danurwindo.

‘’Tidak ada cara lain, kecuali mematikan suplai bola sejak dari lini tengah. Selain itu, kita juga harus mencari momen untuk bisa melakukan serangan. Semoga saja pertandingan berlangsung fair,’’ tandas mantan pelatih Persiter Ternate ini.

Sedang bagi Persija sendiri, kepercayaan diri yang cukup tinggi, kali ini dirasakan Bambang Pamungkas dkk. Bagaimana tidak, mereka baru saja meraih kemenangan lawan Deltras di Sidoarjo. Apalagi, peluang mereka berada di puncak klasemen, terbuka lebar.

‘’Tapi tidak boleh memandang rendah Arema. Mereka memang baru saja kalah di Malang. Namun semua itu tidak jaminan, kami bisa menang mudah lawan Arema di Jakarta,’’ kata Danurwindo, arsitek Macan Kemayoran.

Meski kehilangan dua pemainnya, Leo Soputan dan Agus Indra, tapi Danurwindo tidak terlalu risau. Mereka masih memiliki pemain pengganti yang tak kalah kualitas.
Bahkan mantan pelatih Persema ini sudah menyiapkan formasi super offensive untuk memaksakan meraih tiga poin. Yakni dengan memasang tridente, Aliyudin-Bambang Pamungkas-Greg Nwokolo.

‘’Sebagai tuan rumah, rasanya naif kalau kita tidak memasang target tiga poin. Bahkan kami yakin bisa merealisasikan target tersebut. Karena dengan perbedaan poin yang sangat tipis diantara tim-tim Superliga, donasi tiga poin, akan membantu kami bernafas lebih panjang di puncak klasemen,’’ tandas pelatih berambut putih ini.

Lantaran optimisme yang cukup tinggi itu pula, membuat Danurwindo mengaku tidak menyiapkan strategi khusus. Cukup seperti menghadapi tim-tim lain. (mpost)

Read More…

Berharap Tak Ada Sanksi Berat


Jika tidak ada alangan, empat awak Arema dijadwalkan menghadiri panggilan Komisi Disiplin (komdis) PSSI di Kantor PSSI Jakarta, siang nanti. Mereka adalah Ekoyono Hartono (Manajer Arema), Muhammad Muklis (Ketua Panpel Arema), Benyamin Van Breukelen (pelatih kiper Arema) dan si Entong, alias kiper Kurnia Meiga Hermansyah.




Mereka dimintai keterangan seputar insiden kerusuhan yang terjadi di Stadion Kanjuruhan Kepanjen, pasca kekalahan Arema 1-2 dari PKT Bontang, Sabtu (13/9) malam. Kerusuhan itu dipicu kepemimpinan wasit Suprihatin (Magelang) dan asistennya yang lebih berpihak kepada tim tamu PKT dan kerap memberikan keputusan kontroversi terhadap skuad Arema.

Walhasil, kondisi itu memicu emosi beberapa awak Arema dan penonton meski sebelumnya laga berjalan lancar sepanjang 90 menit. Wasit dan dua asisten wasit terpaksa mendapat pengawalan ketat dari pihak keamanan demi tidak menjadi sasaran kekesalan massa.

‘’Maaf, untuk sementara saya puasa komentar. Nanti saja, tunggu hasil keputusan sidang komdis di Jakarta, Rabu besok,” terang Ekoyono Hartono, Manajer Arema kepada Malang Post.

Komdis PSSI sendiri, benar-benar bergerak cepat menyikapi kerusuhan tersebut. Lembaga hukum pesepakbolaan negeri ini meresponnya dengan tidak hanya memanggil empat awak Arema. Melainkan juga mengumpulkan data-data mengenai kejadian itu. Tak terkecuali, rekaman pertandingan untuk memantau jalannya pertandingan dan kinerja perangkat pertandingan demi mengetahui kronologis terjadi kerusuhan.

Sementara itu, manajemen Arema juga menyertakan data-data yang membuktikan ketidakmampuan wasit dan perangkat pertandingan menjalankan tugasnya secara fair.
Misalnya, keputusan mendua Suprihatin yang tidak jadi menghadiahi Arema penalti setelah Fandy Mochtar dijatuhkan pemain PKT dari belakang di daerah terlarang pada menit 33. Padahal dua tangannya sempat menunjuk ke titik putih namun batal setelah mendapat dorongan pemain PKT.

Serta ganjaran ‘kontroversi’ kartu merah striker Arema, Emile Bertrand Mbamba menit 77 yang berawal dari tackling keras pemain PKT terhadapnya. Selain itu, manajemen Arema berharap insiden itu tidak berbuah hukuman berat bagi kubu Singo Edan. Pasalnya, laga Arema lawan PKT berjalan lancar sepanjang 90 menit. Insiden itu berbeda dengan apa yang terjadi di Stadion Brawijaya, Januari lalu, saat Arema dijamu Persiwa Wamena dalam babak delapan besar lalu. Kala itu, Aremania ngamuk lantaran dua gol Arema dianulir wasit Jajat Sudrajat.

‘’Insiden di Kanjuruhan, kemarin, tidak sama dengan yang terjadi di Kediri. Sebab pertandingan berlangsung lancar dan tidak terhenti akibat kerusuhan. Mudah-mudahan tidak ada sanksi berat bagi Arema. Sebagai bekal persidangan, kami sertakan data-data kongkrit kronologis insiden lalu. Serta mengklarifikasi pemberitaan salah satu media yang mengkristalkan Arema sebagai penyebab insiden itu. Melainkan semuanya akibat kekecewaan kepemimpinan perangkat pertandingan,” terang Muhammad Taufan, Humas Arema, terpisah. (Mpost)

Read More…