Berharap Tak Ada Sanksi Berat


Jika tidak ada alangan, empat awak Arema dijadwalkan menghadiri panggilan Komisi Disiplin (komdis) PSSI di Kantor PSSI Jakarta, siang nanti. Mereka adalah Ekoyono Hartono (Manajer Arema), Muhammad Muklis (Ketua Panpel Arema), Benyamin Van Breukelen (pelatih kiper Arema) dan si Entong, alias kiper Kurnia Meiga Hermansyah.




Mereka dimintai keterangan seputar insiden kerusuhan yang terjadi di Stadion Kanjuruhan Kepanjen, pasca kekalahan Arema 1-2 dari PKT Bontang, Sabtu (13/9) malam. Kerusuhan itu dipicu kepemimpinan wasit Suprihatin (Magelang) dan asistennya yang lebih berpihak kepada tim tamu PKT dan kerap memberikan keputusan kontroversi terhadap skuad Arema.

Walhasil, kondisi itu memicu emosi beberapa awak Arema dan penonton meski sebelumnya laga berjalan lancar sepanjang 90 menit. Wasit dan dua asisten wasit terpaksa mendapat pengawalan ketat dari pihak keamanan demi tidak menjadi sasaran kekesalan massa.

‘’Maaf, untuk sementara saya puasa komentar. Nanti saja, tunggu hasil keputusan sidang komdis di Jakarta, Rabu besok,” terang Ekoyono Hartono, Manajer Arema kepada Malang Post.

Komdis PSSI sendiri, benar-benar bergerak cepat menyikapi kerusuhan tersebut. Lembaga hukum pesepakbolaan negeri ini meresponnya dengan tidak hanya memanggil empat awak Arema. Melainkan juga mengumpulkan data-data mengenai kejadian itu. Tak terkecuali, rekaman pertandingan untuk memantau jalannya pertandingan dan kinerja perangkat pertandingan demi mengetahui kronologis terjadi kerusuhan.

Sementara itu, manajemen Arema juga menyertakan data-data yang membuktikan ketidakmampuan wasit dan perangkat pertandingan menjalankan tugasnya secara fair.
Misalnya, keputusan mendua Suprihatin yang tidak jadi menghadiahi Arema penalti setelah Fandy Mochtar dijatuhkan pemain PKT dari belakang di daerah terlarang pada menit 33. Padahal dua tangannya sempat menunjuk ke titik putih namun batal setelah mendapat dorongan pemain PKT.

Serta ganjaran ‘kontroversi’ kartu merah striker Arema, Emile Bertrand Mbamba menit 77 yang berawal dari tackling keras pemain PKT terhadapnya. Selain itu, manajemen Arema berharap insiden itu tidak berbuah hukuman berat bagi kubu Singo Edan. Pasalnya, laga Arema lawan PKT berjalan lancar sepanjang 90 menit. Insiden itu berbeda dengan apa yang terjadi di Stadion Brawijaya, Januari lalu, saat Arema dijamu Persiwa Wamena dalam babak delapan besar lalu. Kala itu, Aremania ngamuk lantaran dua gol Arema dianulir wasit Jajat Sudrajat.

‘’Insiden di Kanjuruhan, kemarin, tidak sama dengan yang terjadi di Kediri. Sebab pertandingan berlangsung lancar dan tidak terhenti akibat kerusuhan. Mudah-mudahan tidak ada sanksi berat bagi Arema. Sebagai bekal persidangan, kami sertakan data-data kongkrit kronologis insiden lalu. Serta mengklarifikasi pemberitaan salah satu media yang mengkristalkan Arema sebagai penyebab insiden itu. Melainkan semuanya akibat kekecewaan kepemimpinan perangkat pertandingan,” terang Muhammad Taufan, Humas Arema, terpisah. (Mpost)

Read More…

0 komentar: