Mengintip Srtategi Yahoo!


Coba sebutkan nama-nama perusahaan berbasis Internet di Indonesia? Hanya segelintir. Segelintir itu pula iklan yang masuk ke dunia online di negeri ini. Tapi masihkah ada harapan iklan akan tumbuh di dunia Internet Indonesia?

Jika Anda menanyakan hal ini kepada Yahoo!, jawabannya adalah iya. Ini pula sebabnya Yahoo! kini asyik menambah-nambah halaman berbahasa Indonesia selain memperkuat produk lain yang sudah ada.

Alasannya kepercayaan Yahoo! ini sederhana. Indonesia memiliki jumlah penduduk yang sangat banyak. "Negara berpenduduk terbesar keempat di dunia," kata Pontus Sonnerstedt, Direktur Senior Pengembangan Bisnis Yahoo! Asia Tenggara.

Selain itu, sekarang baru sekitar 10 persen penduduk Indonesia yang tersambung Internet. Artinya, ini masih bisa berkembang pesat. "Jumlahnya mungkin bisa mencapai 40 juta orang pada tahun depan," kata Sonnerstedt. "Jika ini terjadi, Indonesia akan memiliki industri Internet terbesar--dalam arti jumlah pengguna--di Asia Tenggara."

Alasan lainnya lagi adalah industri periklanan yang cukup besar. Total belanja iklan Indonesia mencapai Rp 25 triliun. "Salah satu pasar periklanan terbesar di Asia Tenggara," ujar Sonnerstedt yang pekan lalu berkunjung ke Indonesia.



Saat ini, anggaran beriklan online masih terlalu sedikit dibandingkan iklan dengan media konvensional. Tapi Yahoo! tidak pesimistis. Rekan Sonnerstedt di Yahoo! Asia Tenggara, Jason Coates (manajer senior bidang Komunikasi), mengatakan bahwa anggaran beriklan di Internet di Amerika Serikat juga tumbuh bertahap. Begitu pula di Cina. "Di Cina, mulai dari satu, dua, dan tiga, dan sekarang lima atau enam persen belanja iklan adalah iklan online," tutur Coates.

Untuk memastikan iklan itu masuk ke kantor Yahoo!, perusahaan ini secara bersamaan memberi perhatian pada tiga kategori di Internet, yakni pengguna, pengiklan, dan pengembang, agar pasar ini mereka kuasai.

Strategi utama agar Yahoo! dekat dengan pengguna adalah berusaha menjadikan portal ini sebagai pijakan awal bagi pengguna untuk masuk dunia Internet. Anda mencari layanan apa pun di Internet, Yahoo! ingin menyediakannya.

Layanan yang sudah ada juga disempurnakan. E-mail, misalnya, di masa mendatang akan diurutkan berdasarkan hubungan dengan Anda, bukan dengan urut masuk seperti sekarang ini. Selain itu, mesin pencari juga disempurnakan. "Apa yang Anda ingin lakukan, kami mencoba memperkirakan," kata Coates menambahkan.

Selain itu, Yahoo! Juga terus melokalkan produknya. "Kami akan mengembangkan produk lokal menarik bagi pengguna," kata Sonnerstedt seraya menambahkan, "Kami mengembangkan produk dalam Bahasa Indonesia."

Sejak tiga tahun silam, misalnya, mereka mulai menampilkan search engine bahasa Indonesia. Pada tahun berikutnya, mereka membuat halaman muka "Yahoo! Indonesia" dengan alamat www.yahoo.co.id.

Satu-persatu produk berbahasa Indonesia terus ditambah, termasuk layanan informasi nomor dua setelah wikipedia.com yaitu Yahoo! Answers. "Satu persatu layanan kami tampilkan dalam bahasa Indonesia," kata Sonnerstedt.

Setelah memikat pengguna agar menggunakan layanan Yahoo!, langkah kedua adalah memastikan pengiklan bersedia membuka kantong. "Ini harus menjadi "must buy" bagi pengiklan," kata Sonnerstedt.

Yahoo! saat ini tidak memiliki kantor di Indonesia. Pengiklan yang ingin memasang di Yahoo! mesti berhubungan dengan dua reseller Yahoo!. Mereka juga terus mendorong dan meningkatkan pengetahuan bagi reseller ini. Terutama, kata Sonnerstedt, "Bagaimana mencapai sasaran dengan iklan online."

Dengan modal yang sangat besar (hasil kerja sejak pertengahan 90-an), Yahoo! tidak menentukan target pemasukan dari Indonesia dalam satu atau dua tahun ini. Mereka lebih mencoba memahami situasi saja.

Yahoo! juga belum membuka kantor di Jakarta. Kegiatan di Indonesia diawasi dari kantor pusat Asia Tenggara di Singapura. Di Indonesia, selain ditangani reseller, juga ditangani dari Singapura. Di sana, misalnya, ada editor untuk halaman muka yahoo.co.id

Yang ketiga, tentu saja berhubungan dengan para pengembang Internet. Untuk berita, misalnya, Yahoo! sudah bekerja sama dengan dua media online lokal. "Kami tidak membuat berita sendiri. Kami berpartner dengan pemain media yang ada di pasar," kata Sonnerstedt.

Coates menambahkan bahwa Yahoo! memiliki infrastruktur besar. "Pemain lokal bisa masuk infrastruktur ini sehingga semua mendapat keuntungan," katanya. Mereka tidak perlu membeli server atau modal yang besar untuk memulai perusahaan Internet.

Selain itu, bagi yang ingin membuka perusahaan Internet dari nol, mereka tidak perlu bersusah payah mendapatkan pengiklan. "Jika berada di infrastruktur kami, Anda bisa mendapatkan pengiklan itu," kata Coates.

Dengan modal ini Yahoo! optimistis bekerja di Indonesia.

Read More…

0 komentar: